KEPEMIMPINAN VISIONER POLRI
A.
Kepemimpinan Visioner Dan Manajerial Dalam
Organisasi Polri
1. Pentingnya
Visi Bagi Seorang pemimpin.
Kepemimpinan
dan pengawasan pengendalian penting dalam proses manajemen untuk mencapai hasil
yang diharapkan, pengaruh lingkungan sangat kuat terhadap keberhasilan untuk
mencapai tujuan. Disamping itu budaya organisasi bertujuan mendapatkan
informasi factual dan signifikan berupa data hasil analisa, penilaian terkait
budaya organisasi yang dapat digunakan oleh menejemen dalam pengambilan
keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/ atau perubahan dalam berbagai
aspek dalam upaya mencapai tujuan Organisasi.
Organisasi
Polri yang besar meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakatnya majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, agama, dan golongan.
Perlu kepemimpinan yang visioner dan memiliki manajerial yang baik dalam
membina anggotanya, agar dapat melaksanakan tugas harkamtibmas dan penegakan
hukum dengan baik, guna menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam menciptakan
keamanan dan ketertiban sesuai harapan masyarakat.
Visi
sangat diperlukan bagi seorang pemimpin, karena pemimpin mengemban tanggung
jawab, mengusahakan pelaksanaan tugas, memiliki impian dan menerjemahkannya
menjadi kenyataan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus berusaha menyatukan
komitmen anggota-anggotanya, memberikan dorongan kepada mereka dan mengubah
organisasi menjadi suatu kenyataan baru yang memiliki kesatuan baru yang
memiliki kekuatan yang lebih besar untuk bertahan hidup, bertumbuh dan
berhasil.
Kepemimpinan
yang efektif menjadi kekuatan bagi sebuah organisasi dalam memaksimumkan
kontribusinya bagi kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat yang lebih
luas. Sehingga para pemimpin yang efektif selalu mempunyai rencana, mereka
berorientasi penuh pada hasil. Mereka mengadopsi visi-visi baru yang menantang,
yang dibutuhkan dan bisa dijangkau, mereka mengkomunikasikan visi-visi
tersebut, dan mempengaruhi orang lain sehingga arah baru mereka mendapat
dukungan dan bersemangat memanfaatkan sumber daya dan energi yang mereka miliki
untuk mewujudkan visi-visi tersebut.
2. Kekuatan
Visi Dalam Suatu Organisasi.
Visi masa depan
sebuah organisasi yang benar adalah gagasan yang akan menggerakkan orang untuk
bertindak, dan karena tindakan itu, organisasi akan berkembang dan mengalami
kemajuan. Memilih dan menyatakan visi yang kuat adalah tugas terberat dan ujian
yang paling teliti terhadap kualitas kepemimpinan yang kuat. Apabila hal itu bias tercapai, maka organisasi
sudah menemukan arah yang benar untuk merealisasikan impiannya. Adapun beberapa
kekuatan dari suatu visi yang dapat dikemukakan adalah:
a. Visi yang benar akan menghasilkan komitmen
dan memberi motivasi kepada orang-orang di dalam organisasi. Manusia pada
umumnya menginginkan dan membutuhkan sesuatu yang dapat dijadikan panutan,
sebuah tantangan signifikan bagi kemampuan terbaik mereka. Dalam hal ini, visi
mengilhami orang dari bawah. Orang ingin dan bahkan bersemangat untuk secara
sukarela patuh pada sesuatu yang dianggap bernilai, sesuatu yang dapat membuat
kehidupan mereka menjadi lebih baik, atau yang memungkinkan organisasi mereka
tumbuh dan maju.
b. Visi yang benar memberi arti bagi kehidupan
para anggota. Manusia perlu menikmati nilai dari pekerjaan, khususnya di dunia
dimana sumber-sumber nilai tradisional seperti keluarga atau komunitas telah
kehilangan kemampuannya untuk mengekspresikan tujuan hidup manusia. Dengan visi
yang didukung bersama, orang dapat melihat diri mereka sebagai bagian dari
suatu kelompok yang bertumbuh dalam kemampuannya menghasilkan sesuatu yang
bernilai secara manusiawi.
c. Visi yang benar menentukan standar-standar
keberhasilan. Manusia ingin melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berhasil, dimana
mereka merasa ikut berperan dalam tujuan organisasi dan diakui kontribusinya.
Oleh karena itu, mereka harus mengetahui apa tujuan-tujuan tersebut dan
bagaimana pekerjaan-pekerjaan tersebut membuat mereka maju. Visi dalam hal ini
menentukan ukuran bagi setiap anggota dalam mengevaluasi kontribusi mereka bagi
organisasi dan bagi pihak luar dalam mengukur nilai organisasi bagi masyarakat
luas.
d. Visi yang benar menjembatani masa sekarang dan
masa yang akan datang. Visi yang benar mengubah status quo, menampilkan semua
hubungan penting antara apa yang terjadi sekarang dengan apa yang
dicita-citakan oleh organisasi di masa depan. Dengan bertindak demikian, visi
mengutamakan aktivitas-aktivitas saat ini yang perlu diperkuat jika ingin
merealisasikan visi.
3. Aspek
Kepemimpinan dan Manajemen Dalam suatu Organisasi.
Kepemimpinan dan manajemen seringkali disamakan
pengertiannya, meskipun diantara keduanya terdapat perbedaan. Pada hakikatnya kepemimpinan
mempunyai pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen. Manajemen
merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan di dalam usahanya
mencapai tujuan organisasi. Kunci perbedaan diantara kedua konsep pemikiran
tersebut terjadi setiap saat dan didimanapun asalkan ada seseorang yang
berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa
mengindahkan bentuk alasannya.
a. Peranan Pemimpin:
1) Penentu arah.
Pemimimpin
menyeleksi dan menetapkan sasaran dengan mempertimbangkan lingkungan eksternal
masa depan yang menjadi tujuan pengerahan seluruh sumber daya organisasi.
2) Agen perubahan.
Pemimpin
harus bertanggung jawab untuk merangsang perubahan di lingkungan internal,
seperti di bidang personalia, sumber daya dan fasilitas, sehingga memungkinkan
pencapaian sebuah visi di masa depan.
3) Juru bicara. Pemimpin,
Sebagai
seorang pembicara yang terampil, pendengar yang penuh perhatian dan
pengejewantah visi organisasi adalah promotor dan negosiator bagi organisasi
dan visinya kepada pihak luar.
4) Pelatih.
Seorang
pemimpin adalah pembentuk tim yang memberdayakan orang-orang dalam organisasi
serta menghidupkan visi, dan karenanya berperan sebagi mentor dan teladan dalam
berbagai usaha yang diperlukan untuk merealisasikan visi tersebut.
b. Peranan Manajer:
1) Peranan hubungan antar pribadi.
Peranannya
disini adalah berkaitan dengan status dan otoritas manajer, dan hal-hal yang
bertalian dengan pengembangan hubungan antar pribadi.
2) Peranan yang berhubungan dengan informasi.
Hubungan-hubungan
keluar membawa seorang manajer mendapatkan informasi yang spesial dari
lingkungan luarnya, dan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya membuat manajer
sebagi pusat informasi bagi organisasinya.
3) Pembuat keputusan.
Peranan
ini membuat para manajer harus terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi
di dalam organisasi yang dipimpinnya.
B. Implementasi
Kepemimpinan Visioner Dan Manajemen Polri Di Tingkat Komando Operasional Dasar
(KOD).
1. Penentuan
Visi Pada Tingkat KOD
Titik
berat struktur organisasi adalah Polres yang mencakup wilayah kabupaten/kota
dan menyebutnya sebagai Komando (ksatuan) Operasional Dasar (KOD). Polres
dilengkapi dengan unsur-unsur operasional seperti Sabhara, Satlantas,Sat
Reskrim, Sat Intel, serta Polsek jajaran sebagai ujung tombak. Pengembangan KOD
bertujuan agar delegasi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada
Polres dapat menjadi lebih aktif dalam melayani masyarakat dan melaksanakan
tugas poko Polri untuk wilayah hukumnya.
Sebagaimana
telah diuraikan sebelumnya, bahwa seorang pemimpin visioner harus mempunyai
visi yang jelas dalam membawa organisasinya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Apabila melihat situasi internal organisasi Polri di tingkat KOD
serta situasi eksternal yang terus berkembang, maka visi yang diambil adalah
memfokuskan kebijakan KOD yang mengarah pada otonomi daerah, supremasi hukum,
dan akuntabilitas publik. Hal tersebut dilandasi pada beberapa pertimbangan
sebagai berikut :
a. Aspek
Otonomi Daerah.
Pemberlakuan
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan
kewenangan kepada Daerah Tingkat II untuk mengatur daerahnya disesuaikan dengan
situasi daerah setempat. Dengan demikian, maka berbagai kebijakan mengenai
jalannya pemerintahan tidak lagi bersifat terpusat, sehingga akan banyak muncul
berbagai kebijakan yang dikeluarkan melalui Peraturan Daerah. Begitu juga
dengan pengaturan anggaran yang banyak dilimpahkan kepada Pemda Tingkat II.
Hal
tersebut harus dicermati Polri pada tingkat KOD dengan menselaraskan kebijakan
yang diambil disesuaikan dengan kebijakan Pemda setempat sehingga terdapat
sinergi diantara keduanya. Hal lain yang melandasi visi tersebut adalah
berkenaan dengan ditandatanganinya Surat Kesepakatan Bersama antara Menteri
Dalam Negeri dan Kapolri Kerja sama di bidang Ketentraman dan Ketertiban serta
keamanan dan ketertiban masyarakat, yang akan ditindak lanjuti sampai dengan
tingkat KOD.
b. Penegakan
Supremasi Hukum.
Supremasi
hukum merupakan salah satu komitmen dari agenda reformasi yang telah dicanangkan
sejak pertama kali reformasi digulirkan. Polri sebagai bagian dari aparat
penegak hukum yang berada pada garda terdepan di bidang penegakan hukum harus
dapat menjalankan amanat reformasi tersebut dengan sebaik-baiknya. Kewibawaan
dan martabat Polri akan dipertaruhkan dalam hal penegakan hukum tersebut,
karena melalui penegakan hukum yang tegas memungkinkan dijalankannya roda
pemerintahan dan berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya dengan
tertib.
c. Akuntabilitas
Publik.
Sebagai
bagian dari aparatur pemerintah yang bertugas menjalankan fungsi pelayanan
publik, Polri dituntut pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang diembannya
tersebut. Tanggung jawa tersebut tidak saja secara organisatoris atau
kelembagaan, tetapi masyarakat juga menuntut pertanggung jawaban tersebut baik
melalui wakil-wakilnya di DPR atau DPRD.
Pertanggungjawaban
tersebut tidak saja menyangkut aspek anggaran tetapi juga berkaitan langsung
dengan pelaksanaan tugas yang dijalankannya, seperti dalam hal penyidikan kasus
pidana. Melalui akuntabilitas publik tersebut Polri akan diuji, sejauh mana
pelaksanaan tugasnya selama ini , serta seberapa besar tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja polri tersebut.
2. Penerapan
Konsep Manajemen Polri Di Tingkat KOD.
Mengacu
pada penentuan visi tersebut diatas, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
konsep manajemen yang implementasinya tergambar dalam rumusan fungsi-fungsi
manajemen di lingkungan Polri, yang meliputi perencanaa, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian.
a. Perencanaan.
Untuk
mencapai tujuan perlu direncanakan yang tepat siapa saja yang dilibatkan, apa
yang dilaksanakan, fasilitas apa yang digunakan, ancaman apa yang dihadapi,
peluang apa yang dimanfaatkan, kapan dimulai dan kapan selesai. Sehingga
rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada peiode tertentu untuk mencapai
kondisi tertentu sudah jelas disusun. Berkenaan dengan implementasi visi KOD
sebaggaimana tersebut diatas, maka pada tahap perencanaan, yang perlu dilakukan
antara lain :
1)
Menentukan bidang-bidang atau sasaran yang menjadi prioritas penanganan sesuai
visi yang dikembangkan.
2)
Menentukan jumlah kebutuhan personel yang terlibat dengan pembagian disesuaikan
keterlibatan masing-masing fungsi yang dikedepankan.
3)
Menentukan anggaran yang dibutuhkan, baik yang bersumber dari dana APBN maupaun
APBD melalui kerja sama dengan pihak Pemda setempat.
4)
Menentukan berbagai fasilitas yang dibutuhkan guna mendukung program-program
kegiatan yang direncanakan.
b. Pengorganisasian.
Setelah
tersusun rencana dengan baik, maka disusunlah organisasi tugas dengan tepat.
Siapa melaksanakan apa dan bertanggung jawab kepada siapa. Apa tugasnya, apa
yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya. Dari sinilah setiap anggota jelas
apa yang akan dikerjakannya. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam hal
pengorganisasian adalah :
1) Menyusun
organisasi tugas pada setiap kegiatan yang dilakukan, baik dilingkungan KOD
sendiri maupun yang melibatkan instansi terkait.
2) Menyusun
perencanaan tugas pada masing-masing bagian atau perorangan, disesuaikan dengan
tanggung jawab dan kewenangannya masing-masing.
3) Mengatur
agar tidak terjadi overlapping dalam pengerahan anggota atau adanya ketimpangan
tugas antara bagian satu dengan lainnya.
c. Pelaksanaan.
Setelah
tersusun organisasi yang benar-benar tepat, barulah dilaksankansesuai waktu
yang tepat. Semua anggota melaksanakan tugasnya sesuai perannya dengan
berpedoman pada rencana yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang perlu
dilakukan dalam hal pelaksanaan adalah :
1) Menjamin terselenggaranya semua kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2) Anggota atau pejabat yang dilibatkan dapat
menjalankan peran dan kewajibannya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
d. Pengendalian.
Pengendalian
dimaksudkan agar mereka yang menyimpang dari rencana segera dikembalikan.
Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian adalah :
1) Menyusun
sistem pelaporan yang memungkinkan dilakukannya suatu pengawasan melalui
berbagai hasil yang dilaporkan.
2) Melakukan
pengawasan langsung terhadap obyek-obyek yang menjadi sasaran pengendalian.
3) Memanfaatkan
keberadaan para Kabag, Kasat, Kapolsek, dan Kanit untuk melakukan pengawasan
secara berjenjang pada masing-masing \satuannya.
4) Melakukan
analisa dan evaluasi secara berkala terhadap berbagai rencana yang telah dan
sedang dilaksanakan.
************
No comments:
Post a Comment