Monday, April 10, 2017

SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT BERBASIS TIK

Sebelum membangun sebuah system pengaduan masyarakat berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diperlukan sebuah manajemen yang matang untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat dan menunjang tugas Kepolisian, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :
  1. Membuat Konsep Dasar Sistem Informasi ,Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu kombinasi teratur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.
  2. Menentukan Komponen Sistem Informasi 2 Komponen sistem informasi yang disebut juga blok bangunan (building block) yaitu : blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technologi block), blok basis data (database block), dan blok kendali (controls block). Keenam blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.
  3. Arsitektur Sistem Istilah arsitektur mengacu pada desain sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk suatu sistem ditempatkan dan bagaimana mereka berkomunikasi. Arsitektur terdistribusi-sebuah istilah yang relatif baru untuk menjelaskan arsitektur aplikasi berarti bahwa pemrosesan dari suatu aplikasi terjadi pada lebih dari satu mesin.
  4. Konsep Dasar Analisis dan Perancangan Sistem Informasi ,Pengertian Analisis Sistem Analisis Sistem (systems analysis) dapat didefinisiskan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikanperbaikannya.
  5. Analisis Kelemahan Sistem Kelamahan dan permasalahan suatu sistem dapat dinilai berdasarkan kriteria menurut pendapat Wilkinson, yaitu: relevance (sesuai kebutuhan), capacity (kapasitas sistem), efficiency (efisiensi sistem), timeliness (ketepatan waktu menghasilkan informasi), accessibility (kemudahan akses), flexibility (keluwesan sistem), accuracy (ketepatan nilai informasi), security (keamanan sistem), economy (nilai ekonomis sistem), dan simplicity (kemudahan sistem digunakan). Adapun analisis yang biasa digunakan dalam menganalisis sistem yaitu dengan analisis PIECES (performance, information, economy, control, efficiency, services).
  6. Analisis Kebutuhan Sistem Tahap analisis kebutuhan sistem (system requirement) bertujuan untuk mempertimbangkan dan memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan pembangunan sebuah sistem sehingga dapat ditentukan layak tidaknya manajemen tersebut. Ada dua tipe dalam analisis kebutuhan sistem, yaitu: Kebutuhan Fungsional (Fungtional Requirement), Kebutuhan Non Fungsional (Nonfungtional Requirement).
  7. Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang merangkai kembali bagian-bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap. Perancangan sistem juga dapat diartikan sebagai berikut : Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan system, Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, Persiapan untuk rancang bangun implementasi, Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk, Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi, Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.
  8. Rancangan Model Rancangan model merupakan suatu gambaran yang menjelaskan tentang suatu bentuk atau model. Secara umum rancangan model yang diusulkan mempunyai dua bentuk model, yaitu Physical Model biasanya digambarkan dengan bagan alir sistem (System Flowchart) yang menunjukkan bagaimana nantinya sistem secara fisik diterapkan. Bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urutanurutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam system. Logical Model digambarkan dengan arus data (Data Flow Diagram atau DFD) yang menjelaskan kepada user bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja.
  9. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen, Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sebuah sistem informasi pada level manajemen yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan dengan meyediakan resume rutin dan laporan-laporan tertentu. SIM mengambil data mentah dari TPS (Transaction Processing System) dan mengubahnya menjadi kumpulan data yang lebih berarti yang dibutuhkan manajer untuk menjalankan tanggung jawabnya. Untuk mengembangkan suatu SIM, diperlukan pemahaman yang baik tentang informasi apa saja yang dibutuhkan manajer dan bagaimana mereka menggunakan informasi tersebut.
  10. Konsep Dasar Basis Data yaitu sebagai berikut: Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain.
  11. Komponen Basis Data Basis data (database) merupakan sekumpulan data yang disusun secara logis dan dikendalikan secara sentral. Adapun komponen basis data dikelola secara logical/ konseptual dalam bentuk yaitu: Basis data terdiri dari beberapa tabel (lebih dari satu tabel) yang saling terorganisir, Tabel merupakan perpaduan antara baris dan kolom yang digunakan untuk menyimpan data, Field disebut juga kolom atau column, Record atau baris sebuah tabel berisi data-data setiap kolom tabel tersebut, Query adalah perintah SQL (Structured Query Language) yang dirancang untuk memanggil kelompok record tertentu dari salah satu atau lebih.
  12. Teknik Perancangan Basis Data ,Entity Relationship Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan gambaran data yang memfasilitasi permodelan suatu diagram yang dipergunakan untuk mendokumentasikan database dengan cara menentukan data apa saja yang terdapat dalam tiap entity dan bagaimana hubungan antara entity satu dengan lainnya .
  13. Analisis Sistem Analisis yang dilakukan pada Sentra Pelayanan Kepolisian bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan inefisiensi yang ada pada proses pendokumentasian dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, dan berfokus pada tiga hal yaitu laporan tindak pidana, yang berisi aduan tindak pidana untuk sebagai pengantar pada unit reserse dan laporan pelanggaran anggota yaitu tindakan indisipliner anggota kepolisian, kemudian sebagai rujukan bagi unit provos dan laporan kehilangan sebagai tanda bukti bahwa telah kehilangan surat atau barang berharga dan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan profesionalitas Sentra Pelayanan Kepolisian khususnya sistem manual yang ada pada saat ini dan memanfaatkan fasilitas komputer yang telah ada kedepannya karena jika pemanfaatan teknologi tidak maksimal dikhawatirkan akan merugikan POLRI. Dikarenakan inefisiensi dan kurang dimanfaatkannya teknologi informasi yang telah maju oleh kepolisian.
  14. Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional merupakan kemampuan apa saja yang terdapat pada sistem, dan berkaitan dengan proses atau informasi apa saja yang dapat ditampilkan.
  15. Kebutuhan Non-Fungsional yaitu Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware): Motherboard Intel DG41WV, Processor Dual Core 2.7 GHz, Memori DDR3 2 GB, Harddisk 120 GB, DVD Combo Lite On, Monitor, Keyboard, Mouse, Printer untuk mencetak laporan jika diperlukan. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) yaitu : Sistem operasi : Multiplatform, Database editor : XAMPP, JAVA editor : Neatbeans, Design grafis : Coreldraw X3, Microsoft Office® 2007 atau Open Office.
  16. Analisis Kelayakan Sistem Analisis kelayakan sistem digunakan untuk mempelajari apakah usulanusulan kebutuhan sistem baru layak untuk diteruskan menjadi sistem informasi. Adapun beberapa kelayakan yang dipertimbangkan yaitu sebagai berikut: Kelayakan Teknologi, Kelayakan Operasional, Kelayakan Hukum
  17. Analisis Biaya dan Manfaat Metode analisis biaya dan manfaat digunakan untuk menentukan apakah sistem yang dikembangkan layak atau tidak untuk digunakan. Biaya yang dimaksud adalah biaya pengadaan yang meliputi hardware dan software, dan biaya pengembangan atau pembuatan meliputi operasional sebuah website.
  18. Komponen Biaya Untuk melakukan analisis biaya/efektivitas diperlukan dua komponen, yaitu komponen biaya dan komponen efektivitas. Biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi dapat diklasifikasikan kedalam 4 kategori, yaitu: Biaya Pengadaan (Procurement Cost) Yaitu semua biaya yang terjadi sehubungan dengan memperoleh perangkat keras, yang termasuk biaya pengadaan ini adalah biaya konsultasi pengadaan, biaya pembelian dan biaya instalasi perangkat keras (hardware), Biaya Persiapan Operasi (Start-Up Cost) Berhubungan dengan semua biaya untuk membuat sistem siap untuk dioperasikan, Biaya Proyek (Project-Related Cost) Berhubungan dengan biaya-biaya untuk mengembangkan sistem termasuk penerapannya, Biaya Operasi dan Biaya Perawatan (Ongoing Cost and Maintanance Cost) Biaya operasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan sistem supaya sistem dapat beroperasi.
  19. Komponen Manfaat Manfaat dari sistem informasi dapat diklasifikasikan dalam bentuk keuntungan berwujud (tangible benefits) dan keuntungan tidak berwujud (intangible benefits).
  20. Metode Analisis Biaya dan Manfaat Terdapat beberapa metode untuk melakukan analisis biaya dan manfaat, diantaranya yaitu : Metode Periode Pengembalian (Payback Period) Metode ini menilai proyek investasi dengan dasar lamanya investasi tersebut dapat tertutup dengan aliran-aliran kas masuk, Metode Pengembalian Investasi (Return On Investment) Metode ini digunakan untuk mengukur presentase manfaat yang dihasilkan oleh proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya, Metode Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value) Metode ini merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang.
  21. Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan penggambaran, perencanaaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Tujuan dari perancangan sistem ini adalah untuk memberikan gambaran kepada tugas (pemakai aplikasi) dan manajemen tentang sistem baru yang akan diusulkan dan memberi ilustrasi serta rekayasa yang lengkap pada programer dan ahli teknis lain yang akan mengimplementasikan sistem. Secara umum rancangan model yang diusulkan mempunyai dua model yaitu, Physical model dan logical model, physical model biasanya digambarkan dengan bagan alir sistem (flowchart) yang menunjukkan sistem secara fisik. Sedangkan logical model digambarkan dengan arus data (data flowdiagram DFD) yang menjelaskan kepada user bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem aplikasi secara logika akan bekerja.
  22. Perancangan Proses Perancangan proses berfungsi untuk mengambarkan tiap tahapan proses pada suatu sistem. Pada data proses model diimplementasikan ke dalam Data Flow Diagram (DFD), informasi ini akan memberikan penjelasan dari sistem yang akan dibangun. Perancangan Basis Data Tahapan dalam perancangan basis data dari aplikasi yang akan dibangun ini meliputi proses normalisasi. Normalisasi pada sistem ini dilakukan untuk menguji pada beberapa kondisi apakah ada kendala atau kesulitan pada saat menambah/menyisipkan, menghapus, mengubah dan mengakses pada basis data.
  23. Implementasi Tujuan dari tahap implementasi adalah untuk menguji sistem apakah sudah layak atau tidak untuk diimplementasikan dan apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Tahapan ini termasuk didalamnya pembuatan database, program dan pembuatan layout halaman web.  
  24. Pengujian Program Kesalahan program yang mungkin terjadi antara lain Kesalahan bahasa (language errors) atau kesalahan penulisan (syntax errors) dan kesalahan gramatikal (grammatical errors) adalah kesalahan yang terjasi jika penulisan kode program tidak sesuai dengan yang telah disyaratkan. Kesalahan logika (logical errors) adalah kesalahan logika pada program yang dibuat karena tidak ada pemberitahuan mengenai kesalahan dan tetap diperoleh hasil dari proses program, tapi hasilnya salah.
  25. Pengujian Sistem yaitu Uji Kotak Putih (White Box Testing) merupakan metode desain test case yang menggambarkan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh test case. Uji Kotak Hitam (Black Box Testing) merupakan tahap pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
  26. Selanjutnya pelaksanaan system penerimaan pengaduan masyarakat berbasis TIK untuk pelayanan prima Polri.

 *********
SMART CITY

Dalam film-film Sci-Fi mungkin anda pernah menontonnya, pernah digambarkan sebuah kota yang memiliki fasilitas umum dengan berbasis teknologi dan kepolisiannya dari robot-robot cyborg yang memiliki kemampuan canggih untuk menemukan pelaku kejahatan atau mudah mendeteksi kriminalitas. Itulah harapan manusia yang saat ini merupakan mimpi, dan siapa yang tahu kedepannya akan jadi kenyataan membangun sebuah SMART CITY tersebut.
Pengertian Smart City, Smart city adalah sebuah impian dari semua kota-kota besar di seluruh dunia. Perencanaan smart city adalah agenda global sebagai respon konseptual dan praktis terhadap berbagai krisis perkotaan di dunia yang semakin menghawatirkan, untuk mengembalikan hubungan antara manusia, ruang binaan dan ruang alami yang lebuh harmonis, sehingga tidak saling menyakiti. Smart city adalah sebuah konsep koa cerdas/pintar yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalm melakukan kegiatannya ataupun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya, Spesifikasi Smart City yaitu :
  • Smart Goverment (pemerintahan pintar): kunci utama keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan adalah Good Governance. Yaitu paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum.
  • Smart Economy (Ekonomi pintar): maksudnya ini adalah semakin tinggi inovasi-inovasi baru yang ditingkatkan maka akan menambah peluang usaha baru dan meningkatkan persaingan pasar usaha/modal.
  • Smart Mobility (mobilitas pintar): pengelolaan infrastruktur kota yang dikembangkan di masa depan merupakan sebuah sistem pengelolaan terpadu untuk menjamin keberpihakan pada kepentinga publik.
  • Smart People (orang/masyarakat pintar):pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi, modal manusia maupun modal sosial.
  • Smart Living (Lingkungan pintar): lingkungan pintar itu berarti lingkungan yang bisa memberikan kenyamanan, keberlanjutan sumber daya, keindahan fisik maupun non fisik, visual maupun tidak, bagi masyarakat dan publik.
  • Smart Live (Hidup pintar): berbudaya, berarti bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya).
Penerapan Smart City Di Indonesia yang ada kaitannya dengan tugas Kepolisian, Konsep smart city ini kini menjadi impian banyak kota besar di Indonesia. Contoh pembangunan system RTMC Mabes Polri, Polda-Polda dan Polres jajaran, Konsep ini dianggap sebagai solusi dalam mengatasi kemacetan yang merayap, sampah yang berserakan, ataupun pemantau kondisi lingkungan di suatu tempat. Perjalanan menuju konsep smart city ini juga sudah mulai berjalan pelan-pelan. Dukungan aplikasi yang terus berkembang serta terciptanya ekosistem kreatif di bidang teknologi, merupakan langkah awal yang baik menuju kota pintar. Setidaknya, hal tersebut dapat dilihat di kota semacam Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar. Bahkan, dalam waktu dekat, kota Bandung akan menjadi percontohan sebagai kota pintar pertama lewat konsep Bandung Technopolis.
Untuk teknis bagaimana sebuah kota pintar bekerja, Suhono Harso Supangkat, ahli smart city dari ITB punya pendapat smart city akan membuat kemacetan bisa perlahan teruraikan. Misalnya ketika kendaraan dalam keadaan merayap, ada sensor di lampu lintas yang nantinya akan memindai keadaan hingga membuat lampu hijau menyala lebih lama untuk jalur yang merayap.  Kondisi lain semisal ada daerah kotor, maka sensor membacanya kemudian hadirlah alat pembersih yang membersihkan daerah kotor tersebut. Dalam hal ini, sensor akan mendapatkan peran vital untuk menunjang sebuah konsep smart city.
Jika ada enam indikator untuk membuat kesuksesan sebuah smart city, maka hal tersebut belum lengkap jika tidak ada elemen pendukung, smart city aka terbangun dengan dukungan lima teknologi pintar seperti sensor pintar, komunikasi dari satu mesin ke mesin lain, komputasi awan, media sosial dan teknologi Geographical Information System atau GIS. Kelima teknologi ini cukup penting komunikasi mesin dengan mesin lain (machine to machine) merupakan hal yang masih belum bisa diterapkan di masa sekarang. Namun, keempat unsur lain masih memungkinkan. Setidaknya agar masyarakat bisa mendapatkan informasi dan akses lebih cepat.
Bila melihat uraian tersebut, konsep smart city memang merupakan satu hal yang menarik. Sebuah kota dengan dukungan teknologi pintar dalam menunjang aktivitas sehari-hari tentu akan semakin memudahkan manusia. Hanya saja, konsep smart city ini tampaknya masih harus didukung dengan pola pikir manusia modern di Indonesia. Kesadaran akan lingkungan, pemanfaatan teknologi yang maksimal, serta kesadaran pentingnya pola hidup “cerdas” adalah hal-hal yang perlu diperhatikan juga. Tidak lucu bukan, jika sebuah kota mendapat predikat smart city, namun masih membuang sampah sembarangan, merusak atau mengambil fasilitas, serta hal-hal lainnya yang sifatnya negatif. Terlepas dari itu, smart city tampaknya bukanlah angan-angan belaka. Apalagi jika smart city ini didukung dengan cara berpikir dan bersikap yang cerdas.
Contoh Kota Yang Menerapkan Smart City yang mendukung tugas Kepolisian yaitu :
      a.    Bandung
  • Telah terdapat 5000 wifi disetiap ruang public
  • pelayanan public lewat jaringan sosial media seperti twitter
  • setiap dinas memiliki data digital
  • kartu parkir berbayar
  • pemasangan CCTV di ruang publik
  • smart goverment dengan mengupgread sistem di pemerintahan dari paper ke paperless dengan sistem informasi yang user frendly
  • Bandung akan punya kota pintar yang akan dinamai Bandung Technopolis seluas 400 hektar. Kota pintar di Gede Bage itu nantinya akan menjadi prototipe penerapan smart city di Indonesia
      b.    Balik papan
  • balikpapan didirikan data center terbesar di indonesia
  •  Kota yang berbabis cerdas teknologi ini akan menghasilkan kreativitas digital ( Digital Creative Center) bagi para pengguna teknologi yang ada di Kalimantan timur, khususnya Balikpapan.
  • pemasangan CCTV di ruang publik
  • Data center di Balikpapan sudah mengalahkan Luas data center yang ada di Surabaya (5.500 m2), sentul (8.000 m2) dan serprong (20.000 m2)
      c.    Makasar
  • Jalan Layang di Pantai Losari Dari Belakang HGM (Hotel Golden Makassar) ke Depan Fort Rotterdam
  • Smart Hospital, menambahkan perangkat sensor pada pasien (location tracking devices) dan papan status yang ditempatkan diruang tunggu untuk melacak keberadaan pasien (electronic status board)
  • Smart Parking Censor Platform, fitur mengisi bensin dan menambahkan fitur cuci kendaraan dan service
  • pemasangan CCTV di ruang publik
  • Balikpapan, Telkom juga berencana membangun pusat kreativitas digital (digital creative center), sebagai fasilitas berbasis teknologi canggih.
  • 1.000 titik akses koneksi internet berbasis wireless melalui @wifi.id di berbagai lokasi di Balikpapan
     d.    Surabaya
  • Kota Surabaya adalah kota yang memenangkan ajang  Smart City Award 2011 yakni Smart Environment, Smart Living, dan Smart Governance.
  • pemasangan CCTV di ruang publik
  • Di Surabaya banyak terdapat open space, bahkan surabaya sudah meningkatkan ruang terbuka hijau menjadi 40%. Salah satu taman di surabaya membuat kota Surabaya mendapat penghargaan dari adiwiyata dan taman terbaik di Asia.
  • pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus ekploratoris yang berbekal sedikit teori dan mengeksplorasi fenomena kasus. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa proses pembangunan Kota Surabaya menuju Smart City


*************
TEKNOLOGI KEPOLISIAN

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) akhir-akhir ini semakin canggih. Dunia seakan bisa dilipat dalam genggaman dengan adanya penemuan-penemuan teknologi, seperti contohnya adalah adanya komputer dan internet. Dulunya melihat belahan bumi lain merupakan mistis, tapi sekarang tidak lagi. Peta bumi yang dulunya adalah sebuah gambar diatas kertas, seperti contoh aplikasi Google Maps dan Google Earth dapat diaplikasikan di komputer atau Hp berbasis android yang mampu melihat belahan dunia manapun. Itu adalah contoh kecil teknologi saat ini yang menunjang kehidupan manusia. Kepolisian tidak mau ketinggalan, dalam tugasnya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat serta dalam penegakan hukum tidak terlepas dari dukungan penggunaan teknologi yang mutakhir. Menurut Khalil (2000) teknologi merupakan semua pengetahuan, produk, proses, alat, metode dan sistem yang digunakan dalam penciptaan barang atau dalam membelikan pelayanan. terdapat 3 macam klasifikasinya yaitu :
1.  New Technology ( Teknologi Baru )
New technologi merupakan suatu teknologi yang baru atau menerapkan sesuatu yang baru dan dikenalkan pertama kali dalam situasi baru kepada masyarakat.  Teknologi tersebut tidak harus baru kepada dunia, teknologi tersebut bisa saja menjadi pengembangan tahun lalu dan digunakan orang lain. Nah, jika teknologi baru diperkenalkan untuk pertama kali dalam situasi baru, maka itu bisa disebut teknologi baru.
Contohnya  :
  • Komputer, Polri menggunakan komputer sejak 1950-an sampai saat ini untuk menjalankan tugas-tugasnya.
  • HT, Polri menggunaan handy talky digital untuk meng-upgrade HT manual untuk sarana koordinasi dan tukar informasi update situasi.
  • HP, Penggunaan HP android yang terkoneksi pada internet untuk membantu komunikasi dan pengiriman data.
  • GPS pada mobil patrol dan system computer di mobil yang dapat menerima laporan masyarakat secara update.
  • Aplikasi yang terkoneksi di HP android seperti contohnya adalah Panic button.
  • Cell Track, Polri berusaha semaksimal mungkin untuk meng-up date dan up grade sarana dan prasarana yang dimiliki, antara lain Encase Versi 4, CETS, COFE, GSM Interceptor, GI 2 untuk membantu tugas penyelidikan dan penyidikan kasus kejahatan.
  • Face Recognition, Teknologi kompresi gambar memungkinkan sidik jari dapat disimpan secara elektronis dengan ukuran yang sangat kecil sehingga tidak terlalu menyita ruang dalam media penyimpanan, sedangkan teknologi pencocokan pola (pattern recognition) digunakan untuk memudahkan pencarian sidik jari yang tersimpan dalam basis data. Teknologi pengenalan wajah (face recognition) dapat digunakan untuk mengenali wajah-wajah para pelaku tindak kriminal yang telah tersimpan dalam basis data di dasarkan oleh suatu sketsa wajah atau foto.
  • COP (Case Organiser Program), Sistem Penilaian Kinerja Penyidik adalah suatu aplikasi yang memberikan solusi dalam bentuk komputerisasi penilaian kinerja penyidik. Sistem ini memberikan informasi akurat proses penyidikan tindak pidana, informasi kinerja penyidik dalam menyelesaikan laporan polisi. Sistem ini juga memberi kemudahan dalam mengkalkulasi parameter penentu hasil kinerja penyidik dan memudahkan pimpinan mengambil kebijakan. Secara garis besar aplikasi sistem pengendalian perkara elektronik memiliki fasilitas antara lain pertama, pemberkasan data laporan polisi, yang merupakan kegiatan awal untuk memberikan informasi perkembagan perkara yang sangat ditentukan oleh peran aktif operator atau penyidik dalam menginput data. Kedua, adanya Map Control, aplikasi ini memiliki 23 map atau kotak proses penyidikan mulai dari map Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP), sampai dengan map pelimpahan perkara ke instansi lain. Ketiga, penilaian kinerja penyidik, dimana proses penilaian kinerja dilaksanakan secara otomatis berdasarkan parameter-parameter yang terintegrasi dengan perkembangan laporan perkara (Map Kontrol). Proses penilaian berupa poin tiap tahapan penyidikan yang dikalkulasi dalam bentuk kriteria persentase atau indeks. Keempat, unsur penilaian kinerja yang didasari oleh input atau entry data ke dalam sistem. Dalam unsur ini dituntut peran aktif penyidik mengisi tahapan perkembangan penyidikan dalam map control yang terdiri dari parameter pendukung rumusan hasil kinerja. Kelima, hasil penilaian kinerja, yang merupakan hasil dari proses yang berkesinambungan mulai dari nilai kinerja penyidik, gabungan nilai kinerja penyidik yang nilai kinerja unit yang juga merupakan gabungan nilai kinerja direktorat.
  • Teknologi Pembaca Sidik Jari yang terkoneksi pada data E-KTP dengan penggunaan alat MAMBIS, SIDIK JARI merupakan identitas pribadi yang tak mungkin ada yang menyamainya. Jika di dunia ini hidup 6 miliar orang, maka ada 6 miliar pola sidik jari yang ada dan belum ditemukan seseorang yang memiliki sidik jari yang sama dengan lainnya. Karena keunikannya tersebut, sidik jari digunakan delam berbagai sistem seperti oleh kepolisian dalam penyidikan sebuah kasus kejahatan (forensik) pada saat terjadi sebuah kejahatan, dan tempat perkara kejadian akan diclear up dan dilarang bagi siapa saja untuk masuk karena dikhawatirkan akan merusak sidik jari penjahat yang mungkin tertinggal di barang bukti yang ada di TKP. Atau penggunaan sidik jari lainya seperti yang digunakan untuk teknologi pembuatan SIM, KTP, Paspor, Absensi, Akses kontrol, Pendeteksi bakat anak-anak dan masih banyak lagi. Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah parennial nature yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia seumur hidup, immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada dan individuality yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak mungkin sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik.
  • Fingerprint Scanner ,Sebuah sistem fingerprint scanner memiliki dua pekerjaan, yakni mengambil gambar sidik jari Anda, dan memutuskan apakah pola alur sidik jari dari gambar yang diambil sama dengan pola alur sidik jari yang ada di database. Ada beberapa cara untuk mengambil gambar sidik jari seseorang, namun salah satu metode yang paling banyak digunakan saat ini adalah optical scanning. Inti dari scanner optical adalah charge coupled device (CCD), sistem sensor cahaya yang sama digunakan pada kamera digital dan camcorder. CCD merupakan sebuah larik sederhana dari diode peka cahaya yang disebut photosite, yang menghasilkan sinyal elektrik yang merespon foton cahaya. Setiap photosite merekam sebuah pixel, titik kecil yang merepresentasikan cahaya dan membenturnya. Pixel-pixel ini membentuk pola terang dan gelap dari sebuah gambar hasil scan sidik jari seseorang. Proses scan mulai berlangsung saat Anda meletakkan jari pada lempengan kaca dan sebuah kamera CCD mengambil gambarnya.
  • Fingerprint Reader, Fingerprint reader atau pembaca sidik jari merupakan alat yang digunakan untuk membaca sidik jari seseorang. Hasil dari pembacaan sidik jari tersebut berupa gambar dari bentuk sidik jari seseorang yang pastinya berbeda satu sama lain. Fingerprint reader  bisa dikatakan juga sebagai Computer vision dikarenakan mempunyai fungsi yaitu : Pengenalan Pola Sidik Jari Alat ini telah banyak digunakan di badan intelejen di luar negeri untuk kepentingan mencari tersangka kejahatan yang meninggalkan barang bukti berupa sidik jari. Pengenalan tulisan, Alat ini bisa mengidentifikasi suatu bentuk tulisan fisik ke dalam tulisan digital. Sudah terdapat pada beberapa scanner terbaru. Reader tidak menyimpan data tapi hanya men-scan sidik jari lalu di convert ke bentuk data kode / string yang kemudian dikirim ke webserver, kemudian webserver membaca data kode/string tersebut sebagai sebuah id. Alat  ini (Fingerprint ) dilengkapi dengan kabel USB yang bisa di gunakan untuk menyambungkan ke PC, bisa digunakan  untuk  mengambil  data.  Alat  dapat menampung  lebih  dari  1000 templete/1jari dan  lebih dari 100000  record. Penggunaan alat  ini mudah dipakai oleh orang  awam, dengan menempelkan  jari pada alat  ini maka   data dari pengguna/pembuat sim secara  otomatis  akan masuk ke database computer.
  • Robot Penjinak BOMSalah satu teknologi baru yang digunakan saat ini dan terbilang masih baru yaitu Morolipi atau Mobil Robot Penjinak Bom LIPI. Yang diproduksi oleh Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, bukan sekadar bisa berjalan di atas tanah datar saja, tapi dapat naik-turun tangga. Nantinya, mobil robot ini disiapkan sebagai salah satu peralatan militer, sebagai mobil robot yang maju di garda depan kancah pertempuran, robot pengintai, bahkan untuk membantu pasukan anti huru-hara mengatasi kerusuhan. Mobil robot ini dapat dioperasikan dari jarak jauh memakai kabel untuk menjinakkan bom dengan cara memotong kabel listrik rangkaian pemicu ledakan bom. Operator dapat mengoperasikan mobil robot itu dari jarak maksimal 6 km menggunakan joystick dengan cara melihat gambar di monitor komputer yang dikirim oleh video yang terpasang di mobil tersebut robot ini memiliki dua ruas lengan yang dapat berputar bebas ke lima arah sehingga bisa menekuk. Masing-masing ruas lengan panjang 70 cm dan bisa bergerak 360 derajat. Tinggi Morolipi-V.1 ini mencapai 1,5 meter, dan didukung elemen- elemen kerja berupa artikulator, pengontrol artikulator, kamera biasa, dan inframerah yang akan mengirimkan gambar lapangan secara nirkabel ke operator melalui layar komputer serta gripper sebagai alat penjepit dan pemotong kabel. Rangkaian elektronik penggerak mulai kontak dengan roda penggerak, lengan, kopling elektronika mekanisme melewati tangga, serta pengontrol supervisor untuk memudahkan pengoperasian. Selain memiliki empat roda vespa delapan inci, robot itu juga dilengkapi sabuk roda, yang membantu robot itu menaiki tangga tanpa harus terpeleset. Kecepatan geraknya sama seperti kecepatan jalan manusia, yaitu 3 meter per detik.
  • SIM Smart, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) bersama Polri menghadirkan sebuah inovasi baru, yaitu surat izin mengemudi (SIM) berteknologi chip atau disebut SIM Smart. Teknologi tersebut dianggap dapat mempermudah pengendara kendaraan bermotor. “SIM Smart merupakan surat izin mengemudi berteknologi microchip yang berfungsi selain sebagai driving license juga dapat sebagai alat bayar titipan denda tilang melalui mesin EDC (electronic data capture) yang dibawa petugas penindakan di lapangan. SIM Smart itu memiliki keuntungan, antara lain praktis karena dapat berfungsi ganda, selain sebagai SIM dapat digunakan juga sebagai alat pembayaran denda tilang. Selain itu, SIM Smart dianggap cepat karena dapat digunakan langsung di lokasi pelaksanaan tilang melalui mesin EDC yang dibawa petugas penindakan.
  • E-TLE (Electronic Traffic Law Enforcement). Polisi punya cara baru menjerat pelanggar lalulintas. Namanya, electronic traffic law enforcement (E-TLE) atau penindakan langsung pelanggaran lalulintas elektronik. Lalu seperti apa tilang elektronik ini. Dalam dokumen Operasionalisasi E-TLE yang didapatkan surat tilang berbasis elektronik itu akan disertai gambar pelanggaran. Surat tilang itu sama seperti surat tilang seperti biasanya, berwarna merah. Yang membedakannya, lebih lebar. Ini karena ada tempat untuk gambar pelanggaran yang jumlahnya tiga foto. Di masing-masing gambar pelanggaran itu juga ada kolom autonotifikasi dari penyidik kepolisian. Kolom ini berada di sebelah kanan. Sedangkan sebelah kirinya berisi data pelaku pelanggaran, jenis mobil, lokasi pelanggaran dan aturan yang dilanggar. Dasar hukum lainnya adalah Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan. Dalam pasal 272 disebutkan untuk mendukung giat penindakan pelanggaran bidang  lalulintas dan angkutan jalan, dapat digunakan peralatan elektronik. Hasil penggunaan peralatan elektronik dapat digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.
  • Kompresi Gambar, Kepolisian menggunakan teknologi informasi untuk melakukan berbagai aktifitas. Contoh yang umum adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk membuat SIM (surat izin mengemudi). Dengan menggunakan teknologi informasi, yang melibatkan komputer, kamera digital perekam sidik jari, dan pencetak kartu SIM, dimungkinkan untuk membuat SIM hanya dalam waktu singkat. Memungkinkan sidik jari dapat disimpan secara elektronis dengan ukuran yang sangat kecil sehingga tidak terlalu menyita ruang dalam media penyimpanan, sedangkan teknologi pencocokan pola (pattern recognition) digunakan untuk memudahkan pencarian sidik jari yang tersimpan dalam basis data. Teknologi pengenalan wajah (face recognition) dapat digunakan untuk mengenali wajah-wajah para pelaku tindak kriminal yang telah tersimpan dalam basis data di dasarkan oleh suatu sketsa wajah atau foto.
2.  Emerging Technology ( Teknologi Darurat )
Emerging Technology (Teknologi Darurat) adalah suatu penemuan teknologi yang pada tahun mendatang akan digunakan bahkan menjadi sebuah kebutuhan masa datang. Emerging teknologi merupakan teknologi pengembangan, artinya mengembangan teknologi yang sudah ada sebelumnya yang diperkirakan berpotensi sangat bermanfaat. Biasanya dilandasi perubahan filosofi/konsep atau pendekatan yang berbeda dari teknologi sebelumnya, Beberapa faktor yang mendorong Emerging Technology ini ada adalah Adanya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perubahan kebutuhan / keinginan dari manusia, Tekanan persaingan yang semakin lama semakin ketat, Peraturan / kebijakan dari pemerintah.
Contoh  :
  • Super Recognizers adalah I orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengingat wajah dan tidak akan pernah melupaknnya. 200 orang yan memiliki kemampuan ini telah direkrut Departemen Kepolisian London dan dijadikan sebahgai pasukan khusus. Mereka telah menangani berbagai macam kasus seperti transaksi narkoba, pembunuhan dan sebagainya. Tentu saja hal ini akan sangat membantu polisi dalam menangani berbagai permasalan. Semoga saja hal ini mampu diadoptosi oleh Indonesia.
  • Robotic Cops adalah polisi yang memiliki badan setengah robot. Menjalankan aksinya dengan menggunakan senjata-senjata canggih untuk menumpas kejahatan. Hal ini ternyata yang mengisnpirasi US Navy untuk membuatnya. Bekerjasama dengan Universitas Internasional Florida, US Navy mengembangkan Robotic Cops. Namun tidak seperti RoboCop, Robotic Cops ini keseluruhannya adalah robot dan dikendalikan oleh manusia. Robotic Cops ini dapat dijadikan sebagai polisi dilini depan pertempuran. Teknologi ini sangat cocok digunakan di Indonesia, kenapa? Untuk membantu polisi-polisi gendut di Indonesia. Hehe
  • Digital Autopsy Otopsi Merupakan bagian penting dari banyak penyelidikan, terutama kasus-kasus yang melibatkan pembunuhan atau bunuh diri. Namun ada rintangan tertentu, seperti agama dan keluarga preferensi yang menjaga polisi dari mengotopsi tubuh. Tetapi metode baru dikembangkan otopsi mungkin sangat membantu dalam situasi tersebutt. Virtual otopsi akan menggunakan kombinasi dari CT dan MRI scan yang akan menghasilkan gambar 3D dari tubuh, yang kemudian dapat dianalisis oleh ahli patologi.
  • Corneal Imaging, Peneliti Rob Jenkins dan Christie Kerr sedang mengembangkan sebuah metode yang disebut pencitraankornea, yang memungkinkan identifikasi orang atau benda tercermin pada kornea mata seseorang dalam sebuah foto. Menggunakan kamera digital yang khas, para ilmuwan mengambil gambar wajah seseorangdan digunakan perangkat lunak pengolah gambar untuk meningkatkan mata orang dalam foto. Mereka menemukan bahwa kornea subjek mampu mencerminkan gambar orang dekat.
  • Quick DNA Profiling, Metode yang rumit dalam menentukan data suatu DNA membutuhkan waktu berjam-jam dan peralatan yang mahal. Tetapi sebuah perusahaan bernama LGC Forensik menjanjikan perangkat baru yang akan mampu profil DNA seseorang dalam waktu satu jam. Disebut sistem RapiDNA, alat portable ini bisa dibawa ke TKP untuk analisis langsung dengan mengekstraksi informasi genetik dari bahan organik danmembandingkannya dengan profil yang tersedia pada database DNA Nasional. Akibatnya, DNA bisa berhasildicocokkan dengan tersangka.
  • 3D-ID, Tugas penting, tetapi sulit dilakukan oleh forensik adalah identifikasi mayat. Para peneliti dari North Carolina State University telah merancang sebuah sistem untuk membuat mengidentifikasi mayat lebih mudah. Tim ini telah mengembangkan perangkat lunak yang disebut 3D-ID yang dapat menentukanidentitas tubuh menggunakan tengkorak. Gambar tengkorak dibandingkan dengan database CT scandisimpan dalam perangkat lunak, memberikan informasi tentang nenek moyang dan seks tubuh tak dikenal,dan mempersempit pilihan yang potensial.
  • NYPD2020, Kepolisian dari salah satu kota terbesar di dunia, juga merupakan salah satu yang terbesar di dunia dengan 34.500 polisi dan 51.000 karyawan secara keseluruhan. NYPD (New York City Police Department ) telah mengungkapkan sebuah program untuk memodernisasi kepolisian dan mengekang masalah kejahatan New York sekali dan untuk semua. Program ini disebut NYPD2020, dan proyek utamanya adalah menciptakan gelombang mobil polisi yang dilengkapi dengan perangkat teknologi tinggi untuk membuat polisi bekerja jauh lebih efisien.
  • Aggression Predicting Cameras, CCTV merupakan suatu kemera yang digunakan untuk mengamati dan mengawasi suatu wilayah yang menjadi cakupan CCTV tersebut. CCTV sangat berguna, salah satunya adalah mampu mencegah kejahatan. Namun tidak hanya itu, para peneliti dari University of Virginia telah menciptakan sebuah kamera yangmampu memprediksi jika seseorang akan melakukan sesuatu kekerasan. Kamera menghasilkan kerangkasosok 3D subjek dan analisis gerakan, mencari prekursor tindakan yang berpotensi agresif.
  • Tracking Bullets, Menurut statistik, satu dari setiap 100 pengejaran yang dilakukan polisi kepada kriminal berkendara yang melerikan diri berakhir fatal. StarChase, sebuah perusahaan yang berbasis di Virginia, telah mengembangkan perangkat GPS kecil yang dapat menembak ke arah kendaraan buronan tersebut. Sementara tersangka melaju pergi, perangkat GPS akan melacak lokasi tersangka dan menyampaikan informasi ini kepada polisi di daerah terdekat.
  • Next-Gen Handcuffs, Desain untuk borgol modern dipatenkan pada tahun 1912 oleh George A. Carney dan tetap hampir tidak berubah sejak saat itu. Sebuah generasi baru borgol tidak hanya akan menahan, tetapi juga menyetrum atau obat tahanan bila diperlukan. Borgol ini memiliki mikrofon, kamera, dan sensor yang dapat melacak lokasi tahanan dan kesehatan fisik. Mereka juga mengandung perangkat yang mengirimkan kejutan listrik kepada siapa saja yang mencoba untuk melawan penangkapan. 
3.  High Technology ( Teknologi Tinggi )
High Technology (Teknologi Tinggi) adalah teknologi tinggi yang dapat di kembangkan lebih canggih dan lebih praktis. Definisi high teknologi yaitu suatu teknologi dimana teknologi ini belum ada yang dapat menandinginya. Teknologi tinggi biasanya memiliki ciri -ciri sebagai berikut :
  • Padat modal
  • di dukung rasilitas riset dan pengembangan
  • biaya perawatan tinggi
  • ketrampilan operatornya tinggi
  • dan masyarakat penggunanya adalah masyarakat ilmiah
Contohnya :
Teknologi Kepolisian yang tersebut dalam Emerging Technology (Teknologi Darurat) dengan basis teknologi mutakhir, ahli maupun operator yang memiliki kemampuan scientifik unggulan dalam IPTEK Kepolisian yaitu :
  • Super Recognizers berbasis satelit
  • Robotic Cops berbasis satelit
  • Digital Autopsy Otopsi
  • Corneal Imaging berbasis CCTV dan Satelit
  • Quick DNA Profiling
  • 3D-ID
  • NYPD2020 berbasis satelit
  • Aggression Predicting Cameras berbasis satelit
  • Tracking Bullets berbasis satelit
  • Next-Gen Handcuffs

*************

Friday, April 7, 2017

KEPEMIMPINAN VISIONER POLRI

                A.   Kepemimpinan Visioner Dan Manajerial Dalam Organisasi Polri
    1.    Pentingnya Visi Bagi Seorang pemimpin.
Kepemimpinan dan pengawasan pengendalian penting dalam proses manajemen untuk mencapai hasil yang diharapkan, pengaruh lingkungan sangat kuat terhadap keberhasilan untuk mencapai tujuan. Disamping itu budaya organisasi bertujuan mendapatkan informasi factual dan signifikan berupa data hasil analisa, penilaian terkait budaya organisasi yang dapat digunakan oleh menejemen dalam pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/ atau perubahan dalam berbagai aspek dalam upaya mencapai tujuan Organisasi.
Organisasi Polri yang besar meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakatnya majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, agama, dan golongan. Perlu kepemimpinan yang visioner dan memiliki manajerial yang baik dalam membina anggotanya, agar dapat melaksanakan tugas harkamtibmas dan penegakan hukum dengan baik, guna menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam menciptakan keamanan dan ketertiban sesuai harapan masyarakat.
Visi sangat diperlukan bagi seorang pemimpin, karena pemimpin mengemban tanggung jawab, mengusahakan pelaksanaan tugas, memiliki impian dan menerjemahkannya menjadi kenyataan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus berusaha menyatukan komitmen anggota-anggotanya, memberikan dorongan kepada mereka dan mengubah organisasi menjadi suatu kenyataan baru yang memiliki kesatuan baru yang memiliki kekuatan yang lebih besar untuk bertahan hidup, bertumbuh dan berhasil. 
Kepemimpinan yang efektif menjadi kekuatan bagi sebuah organisasi dalam memaksimumkan kontribusinya bagi kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat yang lebih luas. Sehingga para pemimpin yang efektif selalu mempunyai rencana, mereka berorientasi penuh pada hasil. Mereka mengadopsi visi-visi baru yang menantang, yang dibutuhkan dan bisa dijangkau, mereka mengkomunikasikan visi-visi tersebut, dan mempengaruhi orang lain sehingga arah baru mereka mendapat dukungan dan bersemangat memanfaatkan sumber daya dan energi yang mereka miliki untuk mewujudkan visi-visi tersebut. 
     2.    Kekuatan Visi Dalam Suatu Organisasi.
Visi masa depan sebuah organisasi yang benar adalah gagasan yang akan menggerakkan orang untuk bertindak, dan karena tindakan itu, organisasi akan berkembang dan mengalami kemajuan. Memilih dan menyatakan visi yang kuat adalah tugas terberat dan ujian yang paling teliti terhadap kualitas kepemimpinan yang kuat.  Apabila hal itu bias tercapai, maka organisasi sudah menemukan arah yang benar untuk merealisasikan impiannya. Adapun beberapa kekuatan dari suatu visi yang dapat dikemukakan adalah:
a.    Visi yang benar akan menghasilkan komitmen dan memberi motivasi kepada orang-orang di dalam organisasi. Manusia pada umumnya menginginkan dan membutuhkan sesuatu yang dapat dijadikan panutan, sebuah tantangan signifikan bagi kemampuan terbaik mereka. Dalam hal ini, visi mengilhami orang dari bawah. Orang ingin dan bahkan bersemangat untuk secara sukarela patuh pada sesuatu yang dianggap bernilai, sesuatu yang dapat membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik, atau yang memungkinkan organisasi mereka tumbuh dan maju.
b.    Visi yang benar memberi arti bagi kehidupan para anggota. Manusia perlu menikmati nilai dari pekerjaan, khususnya di dunia dimana sumber-sumber nilai tradisional seperti keluarga atau komunitas telah kehilangan kemampuannya untuk mengekspresikan tujuan hidup manusia. Dengan visi yang didukung bersama, orang dapat melihat diri mereka sebagai bagian dari suatu kelompok yang bertumbuh dalam kemampuannya menghasilkan sesuatu yang bernilai secara manusiawi.
c.     Visi yang benar menentukan standar-standar keberhasilan. Manusia ingin melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berhasil, dimana mereka merasa ikut berperan dalam tujuan organisasi dan diakui kontribusinya. Oleh karena itu, mereka harus mengetahui apa tujuan-tujuan tersebut dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan tersebut membuat mereka maju. Visi dalam hal ini menentukan ukuran bagi setiap anggota dalam mengevaluasi kontribusi mereka bagi organisasi dan bagi pihak luar dalam mengukur nilai organisasi bagi masyarakat luas.
d.    Visi yang benar menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang. Visi yang benar mengubah status quo, menampilkan semua hubungan penting antara apa yang terjadi sekarang dengan apa yang dicita-citakan oleh organisasi di masa depan. Dengan bertindak demikian, visi mengutamakan aktivitas-aktivitas saat ini yang perlu diperkuat jika ingin merealisasikan visi.
     3.   Aspek Kepemimpinan dan Manajemen Dalam suatu Organisasi.
Kepemimpinan dan manajemen seringkali disamakan pengertiannya, meskipun diantara keduanya terdapat perbedaan. Pada hakikatnya kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen. Manajemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Kunci perbedaan diantara kedua konsep pemikiran tersebut terjadi setiap saat dan didimanapun asalkan ada seseorang yang berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
a. Peranan Pemimpin:
1) Penentu arah.
Pemimimpin menyeleksi dan menetapkan sasaran dengan mempertimbangkan lingkungan eksternal masa depan yang menjadi tujuan pengerahan seluruh sumber daya organisasi.
2) Agen perubahan.
Pemimpin harus bertanggung jawab untuk merangsang perubahan di lingkungan internal, seperti di bidang personalia, sumber daya dan fasilitas, sehingga memungkinkan pencapaian sebuah visi di masa depan.
3) Juru bicara. Pemimpin,
Sebagai seorang pembicara yang terampil, pendengar yang penuh perhatian dan pengejewantah visi organisasi adalah promotor dan negosiator bagi organisasi dan visinya kepada pihak luar.
4) Pelatih.
Seorang pemimpin adalah pembentuk tim yang memberdayakan orang-orang dalam organisasi serta menghidupkan visi, dan karenanya berperan sebagi mentor dan teladan dalam berbagai usaha yang diperlukan untuk merealisasikan visi tersebut.
b. Peranan Manajer:
1) Peranan hubungan antar pribadi.
Peranannya disini adalah berkaitan dengan status dan otoritas manajer, dan hal-hal yang bertalian dengan pengembangan hubungan antar pribadi.
2) Peranan yang berhubungan dengan informasi.
Hubungan-hubungan keluar membawa seorang manajer mendapatkan informasi yang spesial dari lingkungan luarnya, dan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya membuat manajer sebagi pusat informasi bagi organisasinya.
3) Pembuat keputusan.
Peranan ini membuat para manajer harus terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi di dalam organisasi yang dipimpinnya. 
               B.   Implementasi Kepemimpinan Visioner Dan Manajemen Polri Di Tingkat Komando Operasional Dasar (KOD).
   1.    Penentuan Visi Pada Tingkat KOD
Titik berat struktur organisasi adalah Polres yang mencakup wilayah kabupaten/kota dan menyebutnya sebagai Komando (ksatuan) Operasional Dasar (KOD). Polres dilengkapi dengan unsur-unsur operasional seperti Sabhara, Satlantas,Sat Reskrim, Sat Intel, serta Polsek jajaran sebagai ujung tombak. Pengembangan KOD bertujuan agar delegasi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada Polres dapat menjadi lebih aktif dalam melayani masyarakat dan melaksanakan tugas poko Polri untuk wilayah hukumnya.  
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa seorang pemimpin visioner harus mempunyai visi yang jelas dalam membawa organisasinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Apabila melihat situasi internal organisasi Polri di tingkat KOD serta situasi eksternal yang terus berkembang, maka visi yang diambil adalah memfokuskan kebijakan KOD yang mengarah pada otonomi daerah, supremasi hukum, dan akuntabilitas publik. Hal tersebut dilandasi pada beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a.    Aspek Otonomi Daerah.
Pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada Daerah Tingkat II untuk mengatur daerahnya disesuaikan dengan situasi daerah setempat. Dengan demikian, maka berbagai kebijakan mengenai jalannya pemerintahan tidak lagi bersifat terpusat, sehingga akan banyak muncul berbagai kebijakan yang dikeluarkan melalui Peraturan Daerah. Begitu juga dengan pengaturan anggaran yang banyak dilimpahkan kepada Pemda Tingkat II.
Hal tersebut harus dicermati Polri pada tingkat KOD dengan menselaraskan kebijakan yang diambil disesuaikan dengan kebijakan Pemda setempat sehingga terdapat sinergi diantara keduanya. Hal lain yang melandasi visi tersebut adalah berkenaan dengan ditandatanganinya Surat Kesepakatan Bersama antara Menteri Dalam Negeri dan Kapolri Kerja sama di bidang Ketentraman dan Ketertiban serta keamanan dan ketertiban masyarakat, yang akan ditindak lanjuti sampai dengan tingkat KOD.
b.    Penegakan Supremasi Hukum.
Supremasi hukum merupakan salah satu komitmen dari agenda reformasi yang telah dicanangkan sejak pertama kali reformasi digulirkan. Polri sebagai bagian dari aparat penegak hukum yang berada pada garda terdepan di bidang penegakan hukum harus dapat menjalankan amanat reformasi tersebut dengan sebaik-baiknya. Kewibawaan dan martabat Polri akan dipertaruhkan dalam hal penegakan hukum tersebut, karena melalui penegakan hukum yang tegas memungkinkan dijalankannya roda pemerintahan dan berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya dengan tertib. 
c.    Akuntabilitas Publik.
Sebagai bagian dari aparatur pemerintah yang bertugas menjalankan fungsi pelayanan publik, Polri dituntut pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang diembannya tersebut. Tanggung jawa tersebut tidak saja secara organisatoris atau kelembagaan, tetapi masyarakat juga menuntut pertanggung jawaban tersebut baik melalui wakil-wakilnya di DPR atau DPRD.
Pertanggungjawaban tersebut tidak saja menyangkut aspek anggaran tetapi juga berkaitan langsung dengan pelaksanaan tugas yang dijalankannya, seperti dalam hal penyidikan kasus pidana. Melalui akuntabilitas publik tersebut Polri akan diuji, sejauh mana pelaksanaan tugasnya selama ini , serta seberapa besar tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja polri tersebut.
      2.    Penerapan Konsep Manajemen Polri Di Tingkat KOD.
Mengacu pada penentuan visi tersebut diatas, maka langkah selanjutnya adalah menyusun konsep manajemen yang implementasinya tergambar dalam rumusan fungsi-fungsi manajemen di lingkungan Polri, yang meliputi perencanaa, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
a.    Perencanaan.
Untuk mencapai tujuan perlu direncanakan yang tepat siapa saja yang dilibatkan, apa yang dilaksanakan, fasilitas apa yang digunakan, ancaman apa yang dihadapi, peluang apa yang dimanfaatkan, kapan dimulai dan kapan selesai. Sehingga rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada peiode tertentu untuk mencapai kondisi tertentu sudah jelas disusun. Berkenaan dengan implementasi visi KOD sebaggaimana tersebut diatas, maka pada tahap perencanaan, yang perlu dilakukan antara lain :
1) Menentukan bidang-bidang atau sasaran yang menjadi prioritas penanganan sesuai visi yang dikembangkan.
2) Menentukan jumlah kebutuhan personel yang terlibat dengan pembagian disesuaikan keterlibatan masing-masing fungsi yang dikedepankan.
3) Menentukan anggaran yang dibutuhkan, baik yang bersumber dari dana APBN maupaun APBD melalui kerja sama dengan pihak Pemda setempat.
4) Menentukan berbagai fasilitas yang dibutuhkan guna mendukung program-program kegiatan yang direncanakan.
b.    Pengorganisasian.
Setelah tersusun rencana dengan baik, maka disusunlah organisasi tugas dengan tepat. Siapa melaksanakan apa dan bertanggung jawab kepada siapa. Apa tugasnya, apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya. Dari sinilah setiap anggota jelas apa yang akan dikerjakannya. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam hal pengorganisasian adalah :
1)    Menyusun organisasi tugas pada setiap kegiatan yang dilakukan, baik dilingkungan KOD sendiri maupun yang melibatkan instansi terkait.
2)   Menyusun perencanaan tugas pada masing-masing bagian atau perorangan, disesuaikan dengan tanggung jawab dan kewenangannya masing-masing.
3)    Mengatur agar tidak terjadi overlapping dalam pengerahan anggota atau adanya ketimpangan tugas antara bagian satu dengan lainnya.
c.    Pelaksanaan.
Setelah tersusun organisasi yang benar-benar tepat, barulah dilaksankansesuai waktu yang tepat. Semua anggota melaksanakan tugasnya sesuai perannya dengan berpedoman pada rencana yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam hal pelaksanaan adalah :
1)   Menjamin terselenggaranya semua kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2)   Anggota atau pejabat yang dilibatkan dapat menjalankan peran dan kewajibannya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
d.    Pengendalian.
Pengendalian dimaksudkan agar mereka yang menyimpang dari rencana segera dikembalikan. Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian adalah :
1)    Menyusun sistem pelaporan yang memungkinkan dilakukannya suatu pengawasan melalui berbagai hasil yang dilaporkan. 
2)    Melakukan pengawasan langsung terhadap obyek-obyek yang menjadi sasaran pengendalian.
3)    Memanfaatkan keberadaan para Kabag, Kasat, Kapolsek, dan Kanit untuk melakukan pengawasan secara berjenjang pada masing-masing \satuannya.
4)    Melakukan analisa dan evaluasi secara berkala terhadap berbagai rencana yang telah dan sedang dilaksanakan.

************

PENANGGULANGAN PEREDARAN NARKOBA DI INDONESIA 1. Beberapa faktor yang menjadikan Indonesia sebagai sasaran peredaran gelap narkoba band...